Laman

Rabu, 22 Februari 2012

Brunei darusalam




Letak

Letak astronomis :
4 LU - 5 LU, 114 BT - 115,5 BT

Letak geografis :
Utara : Laut Cina Selatan
Selatan : Malaysia
Barat : Malaysia
Timur : Malaysia

Luas

Brunei Darussalam terletak di Kalimantan Utara. Luas wilayahnya hanya 5.765 km2. Negara Brunei Darussalam dibagi menjadi dua wilayah yaitu wilayah barat dan wilayah timur. Brunei Darussalam memiliki dataran rendah, rawa-rawa, dan semakin ke pedalaman tampak serangkaian perbukitan.

Batas

Brunei Darussalam terletak di Kalimantan Utara dengan batas-batas wilayah :
- Sebelah utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan,
- Sebelah timur berbatasan dengan Sabah (Negara bagian Malaysia),
- Sebelah selatan berbatasan dengan Serawak (Malaysia Timur),
- Sebelah barat berbatasan dengan Selat Malaka.

Keadaan alam

Brunei Darussalam terletak di Kalimantan Utara. Luas wilayahnya hanya 5.765 km2. Negara Brunei Darussalam dibagi menjadi dua wilayah yaitu wilayah barat dan wilayah timur. Brunei Darussalam memiliki dataran rendah, rawa-rawa, dan semakin ke pedalaman tampak serangkaian perbukitan. Gunung yang tertinggi ialah Gunung Pagon yang mempunyai ketinggian 1.850 meter di atas permukaan laut. Sungai Belait merupakan sungai terpanjang di negara ini yang mengalir di dekat wilayah perbatasan bagian barat. Sedangkan sekitar 80% lahan daratan ditutupi oleh hutan hujan tropis.

Iklim                  

Iklim

Cuaca di Negara Brunei Darussalam ialah tropikal atau ekuatorial yang bercirikan suhu tinggi, lembap dan memperolehi hujan di sepanjang tahun. Tidak ada kejadian musim yang ganjil berlaku tetapi iklimnya ditentukan oleh dua angin monsun yang terhasil oleh takungan tekanan rendah yang digelar Zon Pertemuan Inter-Tropikal, dan angin-angin ketimuran. Monsun timur laut yang bertiup dari November hingga Mac dan Monsun barat daya dari April hingga Oktober.

Purata suhu udara adalah 28°C dengan bulan-bulan November hingga Januari akan menjadi lebih sejuk sedikit. Purata penurunan hujan ialah 2,800mm setiap tahun. Relatif kelembapan pula adalah tinggi di sepanjang tahun, berpurata 93%. Selama ini tidak ada pernah berlaku taufan, gempa bumi, atau kejadian banjir yang sangat teruk di negara ini.

Flora dan Fauna

Flora
Brunei Darussalam memiliki beberapa mangrove terbaik di kawasan Asia sutheast. Kedua hamparan besar dan kondisi sangat baik vegetasi mangrove di Brunei Bay bergabung untuk mendukung keragaman tanaman dan karakteristik hewan dari habitat muara tropis Asia. Saham berlimpah udang dan ikan terjadi di Brunei Bay dan di perairan lepas pantai karena vegetasi mangrove menyediakan lokasi pembibitan untuk batu remaja dari berbagai spesies laut komersial penting. Burung migran Banyak makan di daerah lumpur selama beberapa bulan tahun ini.

Secara historis, bakau merupakan sumber penting dari bahan makanan, obat, dan konstruksi bagi penduduk Desa air. Hampir setiap jenis tumbuhan mangrove memiliki nama lokal khusus. Sebaliknya, beberapa spesies memiliki nama umum khusus dalam bahasa Inggris dan nama ilmiah biasanya digunakan untuk merujuk kepada tanaman bakau. Di bawah ini adalah beberapa tanaman yang ditemukan di hutan bakau Brunei.

JERUJU
Laut Holly
Acanthus ebracteatus [Acanthaceae]

Laut Holly semak-semak lebih besar dan lebih baundant membentang sepanjang daratan dari sungai yang mengalir melalui vegetasi mangrove. Di masa lalu, berduri Laut Holly daun digunakan untuk mengancam anak-anak yang menangis terlalu banyak atau nakal. Daunnya juga digunakan untuk menangkal roh jahat dan ditempatkan dalam bundel bawah rumah di mana seorang wanita telah melahirkan dan berada dalam kurungan. Jus dari daun yang dikenal untuk melestarikan rambut. Akar digunakan dalam kombinasi dengan bahan lain untuk membuat ramuan untuk mengobati
herpes zoster. Benih yang digunakan untuk menyiapkan campuran batuk, di tapal untuk mengobati bisul, Gerakan Obati Cacingan anak-anak.

ANGGERITING
Lumnizera
Lumnizera littorea [Combretaceae]

Lumnizera tidak pernah melimpah di vegation mangrove tetapi tak salah lagi karena bunga brilian merah. Kayunya sangat memiliki dan tahan lama dan bila tersedia, log cocok untuk jembatan, tiang, lantai, alat menangani. Kayu ini sulit untuk mendapatkan dalam potongan besar karena individu yang besar jarang terjadi. Hal ini paling sering dilihat sebagai sebuah pohon lebat kecil di Brunei teluk.

APONG
Nipah
Nypa fruticans [Palmae]

Nipah adalah salah satu tanaman yang paling penting dalam ekonomi tradisional dari Desa Air. Para daun besar disediakan bahan tahan lama untuk atap atau dinding rumah. daun muda digunakan untuk mengemas makanan atau dibuat menjadi kertas rokok. Batang lurus dan panjang dari fonds digunakan untuk membuat peralatan memancing. Garam diproduksi dari abu daun dewasa. Getah dari tangkai berbunga direbus ke dalam sirup gula (Gula Anau atau Gula apong) Buah bisa dimakan.

Fauna

Pecinta Alam akan memiliki lapangan hari di Brunei. Dalam hutan hujan yang masih alami tersebut, terumbu karang yang masih asli, pantai dan rawa mangrove unik adalah makhluk eksotis segudang untuk diamati. Hutan hujan Brunei adalah ekosistem yang sangat beragam, mengandung banyak burung, serangga, reptil dan mamalia seperti belalai monyet langka dengan hidung funky. Taman nasional terkenal seperti Ulu Temburong dan Kuala Belalong Pusat Studi Lapangan adalah situs yang sangat baik untuk mengalami kedalaman kegiatan Brunei ekowisata.

Brunei adalah contoh di antara negara-negara Asia Tenggara untuk melindungi satwa langka tersebut. Makhluk langka seperti gajah Asia, orangutan, macan tutul dan monyet proboscis memiliki sedikit takut di hutan, dengan pemburu pemburu atau terhalang oleh hukuman kaku yang diterapkan oleh pemerintah.

Mangrove, tempat array yang luas dari udang, kepiting, kingfishers, monyet, dan serangga, juga baik dilindungi oleh pemerintah. Rawa bakau Brunei melayani persinggahan migran sama pentingnya bagi ratusan spesies burung setiap musim dingin. Sepanjang pantai, sekitar 500 jenis ikan dan 12 jenis udang telah diidentifikasi. Ke 33 pulau tidak berpenghuni adalah surga bagi spesies terancam punah seperti kura-kura laut, kera dan rubah terbang.


Penduduk

Brunei yang hanya memilii luas 5.765 km2 dan dihuni oleh 300-an ribu penduduk, membuat kemakmuran yang dicapai Brunei jauh di atas kemakmuran Indonesia. Pendapatan perkapita Brunei mencapai 15 ribu dolar AS per tahun.  
Jumlah penduduk : 343.653 (2012)
Kepadatan : ± 60 jiwa/km²
Agama : Islam (64%), Buddha (14%), Kristen (10%), Kong Hu Cu, dan lainnya (12%)
Suku bangsa : Melayu (65%), Cina (20%), suku Dayak (15%)





Kegiatan Ekonomi
Brunei Darussalam adalah negara pengekspor minyak dan gas bumi. Hasil ekspor minyak bumi dan gas alam membuat Brunei menjadi salah satu negara termakmur di Asia. Tambang minyak dan gas bumi merupakan sumber penghasilan yang utama.
Mata Uang                 : B $ Dollar Brunei
Hasil Pertanian           : Karet, Beras, rempah-rempah
Hasil Tambang           : Minyak, gas alam, kayu
Hasil Industri              : Minyak dan gas, tekstil, makanan dan minuman ringan, bahan bangunan
Ekspor Utama            : Minyak dan gas, tekstil
Impor Utama              : Kendaraan bermotor, mesin, barang pabrikan, Makanan, dan kimia.
Pendapatan Perkapita : U$ 24.826 (tahun 2005)

Kerja sama :
Hubungan dalam Perekonomian
Indonesia seringkali mengimpor minyak dariBrunei Darussalam walaupun berakibat defisitbagi Indonesia
Pada tahun 2008 Nilai total perdaganganIndonesia dengan Brunei Darussalammencapai US$ 2,476 Miliar.

 
Hubungan dalam Sosial Budaya
Pada 22 April 2008 di Jakarta Brunei danIndonesia menandatangani MoU kerjasama dibidang Kebudayaan.
Pada tanggal 24 Maret 2009 telah diresmikanBrunei Darussalam  Indonesi riendshipAssociation (BRUDIFA)o to
 
Hubungan dalam Pendidikan

Terdapat cukup banyak pelajar Indonesia diBrunei Darussalam

Brunei Darussalam bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia

Lain lain :
  • Bahasa : Melayu & Inggris ( Bahasa Resmi adalah Melayu)
  • Agama : Islam (64%), Buddha (14%), Kristen (10%), Kong Hu Cu, dan lainnya (12%)
  • Budaya : Melayu 65%, China 20%, & Suku Sekitarnya 15%


Sejarah
Para peneliti sejarah telah mempercayai terdapat sebuah kerajaan lain sebelum berdirinya Kesultanan Brunei kini, yang disebut orang Tiongkok sebagai Po-ni. Catatan orang Tiongkok dan orang Arab menunjukkan bahwa kerajaan perdagangan kuno ini ada di muara Sungai Brunei awal abad ke-7 atau ke-8. Kerajaan itu memiliki wilayah yang cukup luas meliputi Sabah, Brunei dan Sarawak yang berpusat di Brunei. Kesultanan Brunei juga merupakan pusat perdagangan dengan China. Kerajaan awal ini pernah ditaklukkan Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Sumatra pada awal abad ke-9 Masehi dan seterusnya menguasai Borneo utara dan gugusan kepulauan Filipina. Kerajaan ini juga pernah menjadi taklukan (vazal) Kerajaan Majapahit yang berpusat di pulau Jawa. Nama Brunai tercantum dalam Negarakertagama sebagai daerah bawahan Majapahit. Kekuasaan Majapahit tidaklah lama karena setelah Hayam Wuruk wafat Brunai membebaskan diri dan kembali sebagai sebuah negeri yang merdeka dan pusat perdagangan penting.
Pada awal abad ke-15, Kerajaan Malaka di bawah pemerintahan Parameswara telah menyebarkan pengaruhnya dan kemudian mengambil alih perdagangan Brunei. Perubahan ini menyebabkan agama Islam tersebar di wilayah Brunei oleh pedagangnya pada akhir abad ke-15. Kejatuhan Melaka ke tangan Portugis pada tahun 1511, telah menyebabkan Sultan Brunei mengambil alih kepimpinan Islam dari Melaka, sehingga Kesultanan Brunei mencapai zaman kegemilangannya dari abad ke-15 hinga abad ke-17 sewaktu memperluas kekuasaannya ke seluruh pulau Borneo dan ke Filipina di sebelah utaranya. Semasa pemerintahan Sultan Bolkiah (1473-1521) yang terkenal disebabkan pengembaraan baginda di laut, malah pernah seketika menaklukkan Manila. kesultanan Brunei memperluas pengaruhnya ke utara hingga ke Luzon dan Sulu serta di sebelah selatan dan barat Kalimantan; dan pada zaman pemerintahan sultan yang kesembilan, Hassan (1605-1619), yang membangun susunan aturan adat istiadat kerajaan dan istana yang masih kekal hingga hari ini.
Pada tahun 1658 Sultan Brunei menghadiahkan kawasan timur laut Kalimantan kepada Sultan Sulu di Filipina Selatan sebagai penghargaan terhadap Sultan Sulu dalam menyelesaikan perang saudara di antara Sultan Abdul Mubin dengan Pengeran Mohidin. Persengketaan dalam kerajaan Brunei merupakan satu faktor yang menyebabkan kejatuhan kerajaan tersebut, yang bersumber dari pergolakan dalam disebabkan perebutan kuasa antara ahli waris kerajaan, juga disebabkan timbulnya pengaruh kuasa penjajah Eropa di rantau sebelah sini, yang menggugat corak perdagangan tradisi, serta memusnahkan asas ekonomi Brunei dan kesultanan Asia Tenggara yang lain.
Pada Tahun 1839, James Brooke dari Inggris datang ke Serawak dan menjadi raja di sana serta menyerang Brunei, sehingga Brunei kehilangan kekuasaannya atas Serawak. Sebagai balasan, ia dilantik menjadi gubernur dan kemudian "Rajah" Sarawak di Barat Laut Borneo sebelum meluaskan kawasan di bawah pemerintahannya. Pada tanggal 19 Desember 1846, pulau Labuan dan sekitarnya diserahkan kepada James Brooke. Sedikit demi sedikit wilayah Brunei jatuh ke tangan Inggris melalui perusahaan-perusahaan dagang dan pemerintahnya sampai wilayah Brunei kelak berdiri sendiri di bawah protektorat Inggris sampai berdiri sendiri tahun 1984.
Pada masa yang sama, Persekutuan Borneo Utara Britania sedang meluaskan penguasaannya di Timur Laut Borneo. Pada tahun 1888, Brunei menjadi sebuah negeri di bawah perlindungan kerajaan Britania dengan mengekalkan kedaulatan dalam negerinya, tetapi dengan urusan luar negara tetap diawasi Britania. Pada tahun 1906, Brunei menerima suatu lagi langkah perluasan kekuasaan Britania saat kekuasaan eksekutif dipindahkan kepada seorang residen Britania, yang menasihati baginda Sultan dalam semua perkara, kecuali yang bersangkut-paut dengan adat istiadat setempat dan agama.
Pada tahun 1959, Brunei mendeklarasikan kerajaan baru yang berkuasa memerintah kecuali dalam isu hubungan luar negeri, keamanan dan pertahanan di mana isu-isu ini menjadi tanggung jawab Britania. Percobaan untuk membentuk sebuah badan perundangan pada tahun 1962 terpaksa dilupakan karena terjadi pemberontakan oleh partai oposisi yaitu Partai Rakyat Brunei dan dengan bantuan Britania, pemberontakan ini berhasil diberantas. Pada akhir 1950 dan awal 1960, kerajaan Brunei ketika itu menolak rencana (walaupun pada awalnya menunjukkan minat) untuk bergabung dengan Singapura, Sabah, Sarawak, dan Tanah Melayu untuk membentuk Malaysia dan akhirnya Sultan Brunei ketika itu berkehendak untuk membentuk sebuah negara yang merdeka.
Pada 1967, Omar Ali Saifuddin III telah turun dari takhta dan melantik putra sulungnya Hassanal Bolkiah, menjadi Sultan Brunei ke-29. Baginda juga berkenan menjadi Menteri Pertahanan setelah Brunei mencapai kemmerdekaan penuh dan disandangkan gelar Paduka Seri Begawan Sultan. Pada tahun 1970, pusat pemerintahan negeri Brunei Town, telah diubah namanya menjadi Bandar Seri Begawan untuk mengenang jasa baginda. Baginda mangkat pada tahun 1986.
Pada 4 Januari 1979, Brunei dan Britania Raya telah menandatangani Perjanjian Kerjasama dan Persahabatan. Pada 1 Januari 1984, Brunei Darussalam telah berhasil mencapai kemerdekaan sepenuhnya.
Saat ini Brunei memiliki wilayah yang lebih kecil daripada masa lalu, dengan berbatasan dengan Serawak dari sebelah barat sampai timur wilayah itu, serta sebelah utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan.

Politik

Kerajaan Brunei Darussalam adalah negara yang memiliki corak pemerintahan monarki absolut dengan Sultan yang menjabat sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, merangkap seagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan dengan dibantu oleh Dewan Penasihat Kesultanan dan beberapa Menteri. Sultan Hassanal Bolkiah yang gelarnya diturunkan dalam wangsa yang sama sejak abad ke-15, ialah kepala negara serta pemerintahan Brunei. Baginda dinasihati oleh beberapa majelis dan sebuah kabinet menteri, walaupun baginda secara berkesan merupakan pemerintah tertinggi. Media amat memihak kerajaan, dan kerabat kerajaan melestarikan status yang dihormati di dalam negeri.
Brunei tidak memiliki dewan legislatif, namun pada bulan September 2000, Sultan bersidang untuk menentukan Parlemen yang tidak pernah diadakan lagi sejak tahun 1984. Parlemen ini tidak mempunyai kuasa selain menasihati sultan. Disebabkan oleh pemerintahan mutlak Sultan, Brunei menjadi salah satu negara yang paling stabil dari segi politik di Asia.
Pertahanan Keamanan Brunei mengandalkan perjanjian pertahanan dengan Inggris di mana terdapat pasukan Gurkha yang terutama ditempatkan di Seria. Jumlah pertahanan keamanannya lebih kecil bila dibandingkan dengan kekayaannya dan negara negara tetangga. Secara teori, Brunei berada di bawah pemerintahan militer sejak pemberontakan yang terjadi pada awal dekad 1960-an. Pemberontakan itu dihancurkan oleh laskar-laskar Britania Raya dari Singapura.
Brunei memiliki dengan hubungan luar negeri terutama dengan negara negara ASEAN dan negara negara lain serta ikut serta sebagai anggota PBB. Kesultanan ini juga terlibat konflik Kepulauan Spratly yang melibatkan hampir semua negara ASEAN (kecuali Indonesia, Kamboja, Laos dan Myanmar), RRC dan Republik Cina. Selain itu terlibat konflik perbatasan laut dengan Malaysia terutama masalah daerah yang menghasilkan minyak dan gas bumi. Brunei menuntut wilayah di Sarawak, seperti Limbang. Banyak pulau kecil yang terletak di antara Brunei dan Labuan, termasuk Pulau Kuraman, telah dipertikaikan oleh Brunei dan Malaysia. Bagaimanapun, pulau-pulau ini diakui sebagai sebagian Malaysia di tingkat internasional.
 Raja-raja Brunei
Raja-raja Brunai Darusalam yang memerintah sejak didirikannya kerajaan pada tahun 1363 M yakni:
  1. Sultan Muhammad Shah (1383 - 1402)
  2. Sultan Ahmad (1408 - 1425)
  3. sultan Syarif Ali (1425 - 1432)
  4. Sultan Sulaiman (1432 - 1485)
  5. Sultan Bolkiah (1485 - 1524)
  6. Sultan Abdul Kahar (1524 - 1530)
  7. Sultan Saiful Rizal (1533 - 1581)
  8. Sultan Shah Brunei (1581 - 1582)
  9. Sultan Muhammad Hasan (1582 - 1598)
  10. Sultan Abdul Jalilul Akbar (1598 - 1659)
  11. Sultan Abdul Jalilul Jabbar (1669 - 1660)
  12. Sultan Haji Muhammad Ali (1660 - 1661)
  13. Sultan Abdul Hakkul Mubin (1661 - 1673)
  14. Sultan Muhyiddin (1673 - 1690)
  15. Sultan Nasruddin (1690 - 1710)
  16. Sultan Husin Kamaluddin (1710 - 1730) (1737 - 1740)
  17. Sultan Muhammad Alauddin (1730 - 1737)
  18. Sultan Omar Ali Saifuddien I (1740-1795)
  19. Sultan Muhammad Tajuddin (1795-1804) (1804-1807)
  20. Sultan Muhammad Jamalul Alam I (1804)
  21. Sultan Muhammad Kanzul Alam (1807-1826)
  22. Sultan Muhammad Alam (1826-1828)
  23. Sultan Omar Ali Saifuddin II (1828-1852)
  24. Sultan Abdul Momin (1852-1885)
  25. Sultan Hashim Jalilul Alam Aqamaddin (1885-1906)
  26. Sultan Muhammad Jamalul Alam II (1906-1924)
  27. Sultan Ahmad Tajuddin (1924-1950)
  28. Sultan Omar 'Ali Saifuddien III (1950-1967)
  29. Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah (1967-kini)

2 komentar:

  1. sudah bagus tapi yg saya inginkan ada gunung,tanjung,selat,danau,teluk,dan dataran tinggi

    BalasHapus